Hallo teman-teman! Nah, kali ini saya nge-post Kisah Nabi Nuh, nih! Untuk teman-teman yang akan maju lomba cerita islami, semangat ya! Terus bersungguh-sungguh dan banyak berdoa. Jangan lupa bersedekah dan minta doa kepada beliau. Good luck!
Diceritakan
setelah Nabi Adam AS wafat, anak cucu Adam masih menyembah Allah. Sampai pada
akhirnya . . . .
Setan I : Aku minta, kalian dengarkan baik-baik. Apakah kita
akan biarkan anak cucu Adam masuk surga, sedangkan kita masuk neraka?
Setan II : Tidak tuanku! Ini tidak boleh kita biarkan. Kita harus
sesatkan dan jerumuskan mereka. Adam-lah
yang menyebabkan Allah mengutuk kita.
Kita harus balaskan dendam ini.
Setan III : Iya betul! Jangan sampai mereka bersenang-senang di surga
sedangkan kita sengsara di neraka. Bujuk mereka ‘tuk menyembah berhala! Bujuk
mereka ‘tuk membuat patungnya! Kita arahkan mereka ‘tuk meminta sesuatu kepada
patung tersebut.
Dengan berbagai cara setan membujuk kaum Nabi Nuh. Tak lama
kemudian, jadilah patung-patung itu. Sampai pada akhirnya kaum Nabi Nuh pun
terbujuk oleh rayuan setan. Bahkan, anak Nabi Nuh sendiri yang bernama Kan’an. Mereka
menjadikan patung-patung itu sebagai berhala. Mereka meminta dan menyembah
kepada patung tersebut. Penyembahan ini akhirnya berlangsung secara
turun-temurun. Makin hari, makin banyak pengikutnya.
“Wahai tuan kami, berilah kami rizki yang berlimpah. Jadikanlah
kami orang yang kaya raya, kaya raya, kaya raya!” sembah kaum Nabi Nuh yang
terbujuk setan kepada berhala.
Nabi Nuh bersedih melihat kaumnya. Kemudian, Allah memutuskan
untuk memberi peringatan sebelum datang azab yang pedih.
Nabi Nuh : Wahai saudara-saudaraku! Mengapa kalian menyembah kepada
patung-patung itu? Bagaimana mungkin kalian menyembah kepada sesuatu yang
dibuat oleh tangan kalian sendiri? Bukankah untuk berdiri saja, patung-patung
itu butuh bantuan kalian?
Orang Musyrik : Yang kami lakukan adalah melakukan seperti apa yang
dilakukan oleh orang tua kami sendiri. Kami tidak ada urusan denganmu. Dulu pun
orang tua kami melakukan hal yang sama seperti kami. Dan kami pun selalu hidup
aman dan makur.
Nabi Nuh : Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk memberI peringatan
kepada kalian. Sembahlah Allah! Dialah Yang Maha Pemberi dan Maha Penyayang.
Kan’an : Wahai ayah! Sesungguhnya ayah telah sering
membicarakan tentang ini. Sudahlah ayah hentikan!
Orang Musyrik : Hei Nuh! Jika Tuhanmu bisa memberi, kenapa kamu selalu
hidup miskin? Ayo pergi kawan, tinggalkan saja Si Nuh ini!
Allah murka terhadap yang telah
mereka lakukan. Oleh karena itu, Allah memberi mereka kemarau yang sangat
panjang. Sumur-sumur kering kerontang, hewan dan tumbuhan pun mati kekeringan. Sementara
ini, bahan makanan mereka semakin menipis. Dan para musyrik pun semaki sering
menyembah berhala. Sampai pada akhirnya, Allah menyampaikan kepada Nabi Nuh
bahwa tidak ada lagi kaumnya yang beriman kepada Allah.
Nabi Nuh : Wahai saudara-saudaraku yang beriman
kepada Allah. Sesungguhnya Allah telah menyampaikan kepadaku. Tak lama lagi
Allah akan menurunkan azabnya kepada orang-orang kafir. Allah ingin
menyelamatkan orang-orang yang beriman. Oleh karena itu, Allah memerintahkan
untuk segera membuat perahu.
Warga pun bergotongroyong membuat
perahu yang sangat besar. Banyak ejekan dan hinaan yang dilontarkan kaum
musyrik.
Orang musyrik : Kemana perahu ini akan pergi hai Nuh? Apa berjalan di
padang pasir? Atau mendaki gunung? Tempat ini jauh dari laut. Apa perahu ini
ditarik oleh setan/ sapi? Haha.
Nabi Nuh : Silahkan kalian menertawakan kami. Suatu saat kami yang
akan menertawakan kalian. Ketahuilah saat Allah membinasakan sesuatu, maka
tidak akan ada seorang pun yang bisa menghindari.
Setelah beberapa lama, jadilah
perahu itu. Tiba-tiba langit hitam, hujan lebat, petir menyambar-nyambar.
Nabi Nuh : Hai kaumku! Segeralah naikkan hewan berpasang-psangan! Dan
pastikan semua orang beriman naik dalam kapal ini. Pada wanita dan anak-anak
naik segera naik ke kapal! Yang lainnya naikkan binatang sekarang juga!
Air pun semakin tinggi. Kaum muslim
sudah naik ke kapal. Sedangkan kaum musyrik banyak yang mati tenggelam. Nabi
Nuh melihat anaknya Kan’an yang sedang mendaki gunung, “Tolong… tolong!” jerit
Kan’an.
Nabi Nuh : Kan’an wahai anakku ikutlah bersama kami. Janganlah engkau
bersama orang-orang kafir itu!
“Aku akan berlindung di puncak gunung sana! Aku pasti selamat!”
ujar Kan’an.
Nabi Nuh : Tidak anakku! Tidak ada yang selamat dalam bencana ini. Kecuali
orang-orang yang berada dalam kapal.
Kan’an : Tidak! Tidak mau!
“Kembalilah
putraku! Selagi masih ada kesempatan! Kan’an! Kan’an!” teriak Nabi Nuh.
Akhirnya air bah pun menelan Kan’an.
Segala puji bagi Allah, akhirnya Nabi Nuh beserta semua orang
beriman selamat dalam kapal selama 6 bulan. Allahuakbar, Allahuakbar!
Itulah isah seorang Nabi Nuh. Kita harus selalu bertaqwa. Janganlah kita
sekali-kali menyembah kepada selain Allah. Seperti firman Allah Surat Nuh ayat
1-4:
Yang artinya:
- Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah), “Berilah kaummu peringatan sebelum datang azab yang pedih.”
- Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku! Sesunggunya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,
- (yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepadanya, dan taatklah kepadaku,
- Niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh ketetapapan Allah itu apabila telah datang, tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengatahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar